Suatu hari kang bangkak mampir di warkop lesehan mbah lalar. Tidak berapa lama terdengar panggilan sholat dari surau mbah zen. Waktu sholat akan dimulai kang bangkak dg percaya diri lompat ke depan ngotot pingin menjadi imam sholat.
Takbirpun dimulai dilanjut dg bacaan surat fatehah khas kampus cingkrang, agar dipandang hebat ia baca surat panjang. Baru beberapa ayat ia sdh lupa, jamaah berkali2 mengingatkan tetap saja salah...dan salah.
Karna harus menutup warkop, mbah lalar datang agak terlambat, seraya gemas mbah lalar nyeletuk: "Qulhuu wae kang........"
(Dihasankan: Mbah Zainal Wong Wongan)
Saya juga pernah mendengar kisah nyata dari seorang ustadz yang pernah mengisi pengajian di komplek perumahan saya, dan ceritanya ini bisa dipertanggungjawabkan kesahihannya. Sayang saya lupa nama sang ustadz dan tokoh yang (juga ustadz) yang diceritakannya.
BalasHapusUsxatdz tersebut bercerita kepada kami: Syahdan, ketika beliau shalat subuh berjamaah, diimami oleh ustadz lain, ada seorang pemuda yang dikenal kurang waras akalnya ikut menjadi makmum. Sang imam memang terkenal dengan hafalan surah Al-Qur'an-nya yang panjang-panjang dan biasa beliau praktekkan ketika mengimami shalat berjamaah. Nah, pada kejadian itu kebetulan sang imam lupa bacaan surah-nya. Celakanya, tidak ada seorang makmum pun yang hafal sehingga tidak bisa mengoreksi.
Yang membuat kisah ini menjadi lucu adalah ketika si pemuda yang kurang waras tersebut maju dan berteriak persis di depan telinga sang imam: "MAKANYA JANGAN PANJANG-PANJANG!"
Sang imam pun langsung ruku'....